Untuk mengantisipasi dampak terburuk, sejumlah negara saat ini mencoba memprediksi puncak penyebaran pandemi SARS-COV-2. Pemerintah beserta lembaga terkait memperkirakan puncak penyebaran virus corona mengacu pada jumlah pasien yang terinfeksi dari waktu ke waktu.
Amerika Serikat saat ini menjadi negara dengan kasus corona dan kematian tertinggi di dunia dengan total 560 ribu kasus dan 22 ribu korban meninggal dunia. Lonjakan kasus terbesar di AS tercatat terjadi pada 4 April lalu dengan lebih dari 34 ribu kasus baru dalam tempo sehari. Kendati demikian, sejumlah pakar memperkirakan puncak penyebaran virus corona di AS baru masih akan terjadi hingga Mei mendatang.
Di tengah negara-negara yang sedang bersiap menghadapi puncak pandemi, saat ini ada tiga negara yang telah melewati masa tersebut. Ketiga negara tersebut yakni China, Italia, dan Prancis. China
China saat ini dikategorikan merayakan kemenangan setelah berjuang melawan Covid-19 sejak awal Januari 2020. Lonjakan kasus baru di China sempat mengalami lonjakan signifikan pada 12 Februari lalu sebesar 14.108 kasus baru hingga total mencapai lebih dari 51 ribu kasus saat itu.
Kendati sempat mengalami lonjakan besar, jumlah kasus baru di China terus menurun. Terlebih setelah pemerintah memutuskan untuk melakukan penutupan wilayah (lockdown) sejak 23 Januari silam.
Komisi Kesehatan China melaporkan penurunan kasus baru dan jumlah korban meninggal akibat virus corona sejak awal Maret lalu. Puncaknya pada Kamis (19/3) untuk pertama kalinya melaporkan nihil kasus baru virus corona di dalam negeri. Laporan yang sama diungkap selama dua hari berturut-turut sehingga tidak ada penambahan kasus Covid-19 setelah dua bulan terakhir.
Foto: CNN Indonesia/Fajrian
|
Menyusul di awal April, tepatnya pada Selasa (7/4) China melaporkan nol kematian baru akibat virus corona untuk pertama kalinya. Pemerintah China sempat memberi kelonggaran dengan mengizinkan warga keluar rumah sebelum sepenuhnya membuka lockdown.
Baru pada Rabu (8/4) pemerintah mencabut kebijakan lockdown di Wuhan lantaran sudah dianggap berhasil menekan penyebaran virus corona. Di sisi lain, Presiden Xi Jinping memperingatkan warga untuk waspada potensi gelombang dua infeksi virus corona.
Ada beberapa faktor yang membuat China bisa mengendalikan virus SARS-COV-2, salah satunya fasilitas dan sistem kesehatan yang mumpuni. Hal itu diakui oleh warga China yang tengah berada di Amerika Serikat.
"Jika sesuatu terjadi pada saya, saya lebih memilih berada di China. Layanan perawatan kesehatannya lebih baik. Sistem medisnya telah menangani puluhan ribu kasus," kata salah seorang mahasiswa China di Amerika Serikat, seperti dikutip South China Morning Post.
Bukan tanpa alasan, di bulan pertama merebaknya kasus virus corona, pemerintah merespons dnegan membangun rumah sakit darurat dalam tempo dua pekan. Disamping itu, pemerintah juga mengubah fasilitas publik seperti bangunan sekolah, stadion, hingga pabrik untuk menampung hingga dua ribu pasien.Pemerintah China juga menerjunkan sekitar 1.400 petugas medis dari kalangan militer untuk merawat sekitar 1.000 pasien di masing-masing RS. Kendati kini pandemi corona dianggap telah melemah, sekitar 346 tim medis masih disiagakan di seluruh penjuru negeri. Jumlah keseluruhan tim medis yang diperbantukan sejak pertama kali pandemi corona muncul tercatat mencapai 42.600, termasuk 19 ribu tenaga kesehatan.
Lanjut ke halaman berikutnya: Italia
"Yang" - Google Berita
April 14, 2020 at 08:12AM
https://ift.tt/3cbuMPO
Negara-negara yang Sudah Capai Puncak Pandemi Virus Corona - CNN Indonesia
"Yang" - Google Berita
https://ift.tt/2pYhsfy
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Tidak ada komentar:
Posting Komentar