KOMPAS.com - Ranu Manduro di Dusun Manduro, Desa Manudoro Manggung, Gajah, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur mendadak viral di media sosial.
Video yang memperlihatkan pemandangan di Ranu Manudro banyak dibagikan di media sosial dan disebut seperti New Zealand.
Beberapa warganet ada yang menyematkan kata "feeling good" saat mengunggah video pemandangan Ranu Manduro.
Lahan di lokasi Ranu Menduro adalah bekas area pertambangan sirtu milik PT Wira Bumi.
Baca juga: Ditutup Pemilik Lahan, Pemerintah Desa Lobi agar Ranu Manduro Tetap Dibuka
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Mojokerto, Amat Susilo mengatakan area tersebut adalah kawasan pertambangan aktif dan bukan tempat wisata.
"Itu wilayah pertambangan aktif, tidak resmi (tempat wisata). Dulu izinnya untuk pertambangan, bukan untuk tempat wisata," kata Susilo saat dihubungi Kompas.com, Minggu (1/3/2020) malam.
Ia tak tahu persis kapan terakhir kali aktivitas pertambangan di wilayah tersebut.
Baca juga: Ranu Manduro Feeling Good di Mojokerto, Ramai setelah Viral hingga Akhirnya Ditutup...
Saat musim kemarau, wilayah tersebut kering dan gersang. Namun saat musim hujan, tumbuh rumput dan lokasi tersebut berubah menjadi padang hijau yang luas.
Amat Susilo mengatakan Pemda Mojokerto masih belum ada wacana untuk menjadikan Ranu Manduro resmi menjadi lokasi wisata.
"Sementara belum ada, karena itu lahan milik swasta. Kalau dijadikan tempat wisata harus dikaji dulu terkait kesesuaian tata ruang dan perizinannya. Untuk dikelola bisa saja kerja sama desa setempat dengan pemilik lahan," kata Susilo.
Baca juga: Sempat Viral karena Mirip New Zealand, Ranu Manduro Ditutup untuk Umum
Ditutup oleh pemilik lahan
"Iya ditutup (PT Wira Bumi, Red)," ujarnya singkat saat dikonfirmasi SURYA.co.id, Minggu (1/3/2020).
Sebelumnya sempat beredar video yang memperlihatkan Ranu Menduro penuh sampah. Video tersebut diambil oleh Rois Syafii. Ia mengunggahnya di akun media sosialnya @Roes_lim.
Dilansir dari Kompas.com,17 Februari 2020, Rois bercerita pertama kali mendatangi Ranu Manduro pada Selasa (25/2/2020).
Saat itu lokasinya masih bersih karena belum ada pedagang dan penentuan tarif masuk.
Baca juga: Labuan Bajo jadi Gerbang Wisata NTT, Libatkan Warga Setempat
Namun sewaktu kembali menyambangi Ranu Manduro pada Kamis (27/2/2020) setiap pengunjung dikenai tarif masuk Rp 5.000 untuk motor dan Rp 10.000 untuk mobil.
"Tapi aku belum tahu jelas yang membuat itu dari pengelola lahan atau dari warga. Makanya tadi pagi kucoba pastiin. Karena sebelumnya enggak bayar," ujarnya.
Dikunjungannya kedua, Rois terkejut karena mulai banyak sampah di sekitar lokasi wisata karena banyak pedagang.
"Sebelumnya 2 hari yang lalu enggak ada. Sekarang sudah banyak pedagang," kata pria berusia 27 tahun itu.
Baca juga: Potensi Desa Wisata di Jateng, Ada Zona Gunung, Pantai, dan Dataran
Penutupan Ranu Manduro dilakukan satu hari setelah tim Divisi Pariwisata dari Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disparpora) Pemkab Mojokerto datang langsung meninjau lokasi Ranu Manduro.
Kepala Disparpora Kabupaten Mojokerto Amat Susilo membantah bahwa Pemkab Mojokerto telah menutup kawasan tersebut.
"Itu bukan dari Pemkab Mojokerto, kelihatannya (ditutup) yang punya lahan," ungkapnya.
Ia menjelaskan Pemkab Mojokerto tidak melarang kunjungan warga ke Ranu Manduro.
Hanya saja, para pengunjung harus waspada dan berhati-hati lantaran tempat itu merupakan lokasi bekas tambang.
Baca juga: Avanza Dipreteli Bannya dan Ditinggalkan Begitu Saja di Lokasi Wisata Batam
"Untuk pengunjung juga harus hati-hati karena bekas galian dikhawatirkan tanahnya masih labil apalagi sekarang cuaca hujan masih ekstrem," ujarnya.
Ia juga menegskan jika akan dibuka menjadi tempat wsiata maka pengelola harus mengurus perizinannya.
"Terserah yang punya lahan kalau akan dijadikan wisata harus mengurus perizinannya," tandasnya.
Sementara itu Kepala Desa Manduro Manggung Gajah, Eka Dwi Firmansyah, membenarkan bahwa kawasan padang rumput itu ditutup oleh pihak pemilik lahan yakni PT Wira Bumi.
Baca juga: Wisata Akhir Pekan di Aceh, Menyesap Sejuk di Krueng Saweuk
Ia mengatakan telah berkomunikasi dengan pemilik lahan agar berkenan membuka kembali kawasan Ranu Manduro demi kepentingan warga.
Ia mengatakan banyak pengunjung dari luar kota yang ingin menikmati pemandangan alam di Ranu Manduro, warga bisa menuai penghasilan.
"Saya masih bantu warga minta izin perusahaan di Surabaya," ungkapnya.
SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Dandy Bayu Bramasta, Nur Fitriatus Shalihah | Editor: Inggried Dwi Wedhaswary, Sari Hardiyanto, Caroline Damanik)
"Yang" - Google Berita
March 02, 2020 at 10:01AM
https://ift.tt/2TgkMOW
Mengenal Ranu Manduro, Kawasan Pertambangan Aktif yang Viral Disebut Mirip New Zealand - Kompas.com - KOMPAS.com
"Yang" - Google Berita
https://ift.tt/2pYhsfy
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
Tidak ada komentar:
Posting Komentar