Rechercher dans ce blog

Minggu, 29 Maret 2020

Deretan 'Senjata' Negara-negara yang Berperang Lawan Covid-19 - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 memberikan pukulan telak bagi perekonomian global.

Berdasarkan data Johns Hopkins CSSE, hingga saat ini sudah lebih dari 170 negara yang terpapar Covid-19. Sebanyak lebih dari 660.000 orang terinfeksi, dengan 30.652 orang meninggal dunia, dan lebih dari 139.000 sembuh.

Amerika Serikat kini menjadi negara dengan jumlah kasus Covid-19 terbanyak di dunia mengalahkan China yang merupakan asal pandemi ini. Hingga tercatat ada 122.666 kasus positif Covid-19, dengan korban meninggal lebih dari 2.000 orang dan yang sembuh lebih dari 1.000 orang.


Banyak negara menerapkan kebijakan karantina wilayah (lockdown) yang membuat aktivitas ekonomi merosot tajam. Akibatnya, perekonomian global melambat signifikan, resesi di beberapa negara bukan lagi kemungkinan, tetapi pasti.

Lembaga pemeringkat internasional, Moody's Investor Services memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 20 negara dengan ekonomi terbesar di dunia atau G-20, akan terkontraksi tajam di tahun ini.

"Ekonomi negara G-20 akan mengalami guncangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada paruh pertama tahun ini dan akan berkontraksi pada tahun 2020 secara keseluruhan," tulis Moody's, dalam riset bertajuk Global Macro Outlook 2020-21, dikutip Kamis (26/3/2020).

Moody's memperkirakan, PBD riil sepanjang tahun 2020 dari negara-negara G-20 secara rata-rata akan minus 0,5%, jauh di bawah perkiraan pada proyeksi awal November lalu dengan estimasi pertumbuhan sebesar 2,6%.

"Namun pada tahun setelahnya akan diikuti oleh peningkatan ke pertumbuhan [ekonomi G-20] sebesar 3,2% pada tahun 2021," terang Moody's.

Untuk memerangi pandemic ini, berbagai bank sentral dan pemerintah negara-negara yang terpapar mengeluarkan 'senjata' berupa stimulus moneter dan fiskal. Yang paling sensasional tentunya dari Negeri Paman Sam yang kini menjadi episentrum Covid-19.

Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) membabat habis suku bunganya hingga menjadi 0-0,25%. Kemudian The Fed juga melakukan program pembelian aset atau quantitative easing (QE) dengan nilai tak terbatas guna membantu perekonomian AS menghadapi tekanan dari pandemi virus corona (Covid-19). Aset yang akan dibeli seperti obligasi pemerintah, efek beragun aset perumahan (Residential Mortgage-Backed Security/RMBS), dan beberapa jenis efek lainnya.

The Fed mengatakan akan melakukan QE dalam besaran berapapun yang dibutuhkan untuk mendukung kelancaran fungsi pasar serta transmisi kebijakan moneter yang efektif di segala kondisi finansial dan ekonomi.

Jumlah yang tak terbatas tersebut artinya The Fed akan membeli seberapapun aset yang diperlukan guna menjaga likuiditas di pasar agar tidak mengetat.
Itu dari sisi moneter, dari sisi fiskal Pemerintah AS menggelontorkan stimulus jumbo. Pada Jumat waktu AS, Presiden AS Donald Trump menandatangani undang-undang sehingga pemerintah AS bisa menggelontorkan stimulus senilai US$ 2 triliun guna memerangi Covid-19. Nilai stimulus tersebut sangat jumbo, dua kali nilai ekonomi Indonesia.

Dengan nilai sebesar itu, sebesar US$ 117 miliar dialokasikan untuk rumah sakit dan US$ 16 untuk persediaan farmasi dan kelengkapan alat kesehatan nasional.

Selain itu, bantuan langsung tunai (BLT) juga dikucurkan sebesar US$ 1.200 per orang atau US$ 2.400 jika berpasangan dan tambahan US$ 500 untuk setiap anak. Bantuan ini hanya diperuntukkan untuk penduduk dengan pendapatan kurang dari US$ 75.000/tahun.

Kemudian memberikan hibah untuk industri maskapai penerbangan maupun pengangkutan masing-masing senilai US$ 25 miliar dan US$ 4 miliar yang dialokasikan untuk membayar upah, gaji, dan tunjangan karyawan. Tidak lupa juga menyisihkan US$ 25 miliar dan US$ 4 miliar yang digunakan sebagai pinjaman maupun jaminan pinjaman.

bantuan juga diberikan dalam bentuk pinjaman ke UKM senilai US$ 350 miliar untuk membayar upah. Masih banyak lagi peruntukan stimulus tersebut, termasuk untuk menangguhkan Pajak Penghasilan (PPh) pengusaha dengan kewajiban membayar setengahnya pada akhir 2021, dan setengahnya lagi pada 2022.

[Gambas:Video CNBC]

Let's block ads! (Why?)



"Yang" - Google Berita
March 29, 2020 at 02:15PM
https://ift.tt/39rIoF9

Deretan 'Senjata' Negara-negara yang Berperang Lawan Covid-19 - CNBC Indonesia
"Yang" - Google Berita
https://ift.tt/2pYhsfy
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Search

Entri yang Diunggulkan

Miami cruise passengers arrested after more than 100 bags of marijuana found in luggage - WPLG Local 10

MIAMI-DADE COUNTY, Fla. – Federal agents say they busted a pair of travelers, who tried to take a cruise out of PortMiami with very illega...

Postingan Populer